Teknoholic Say

Posted: Rabu, 24 November 2010 by smarters06 in Label:
0

Sebuah tulisan A. Einstein (kalo ga salah) di bawah ini sedikit banyak menyinggung “efek samping” dari teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini.

A Tragedy
“By painful experience we have learnt the rational thinking does not suffice to solve the problem of our live. Penetrating research and keen scientific work have often tragic implication of mankind, producing, on the one hand, inventions, which liberated man from exhausting physical labour, making his life easier and richer, but on the other hand, introducing a grave restlessness in to his life, making him a slave to his technological environment. This indeed, is a tragedy of overwhelming poignancy”

* Sory de mory kalo artinya banyak yang ga berkenan :D
“Kita telah belajar dari pengalaman yang pahit, bahwa pikiran rasional tidaklah cukup untuk memecahkan masalah2 kehidupan sosial kita. Penelitian yang mendalam dan pekerjaan ilmiah yang hebat sudah seringkali menimbulkan akibat yang menyedihkan bagi umat manusia, menghasilkan pada satu pihak pendapatan2 yang membebaskan manusia dari kerja badani yang berat, membuat hidupnya lebih mudah dan lebih kaya; tapi sebaliknya pendapatan2 itu membuat hidupnya sangat gelisah, menjadikan dia budak dari lingkungan teknologinya, dan yang paling celaka lagi dari segala-galanya __ membuat alat untuk menghancurkan sesama manusia secara besar-besaran. Sesungguhnya ini adalah suatu tragedi yang sangat menyedihkan”

Coba kita renungkan “Seberapa ketergantungan kita sama listrik????” setiap kali ada pemadaman bergilir, entahlah_rasanya hidup menjadi suram tanpa warna; hambar tanpa garam; sepi tanpa musik.
“seberapa autis kita dengan handphone???”.
“seberapa sering kita duduk berlama lama di depan tv????”
“seberapa banyak kita menggunakan space memory di Lepi atw kompi kita untuk hal-hal yang penting???”
“Berapa ton bubuk mesiu yang terbuang dan berapa banyak pula jiwa yang terbuang atas nama PERJUANGAN???”
......dan jutaan pertanyaan lain untuk mengoreksi seberapa ketergantungan kita sama teknologi.

Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah “Seberapa banyak MANFAAT / MUDHARAT dari teknologi. Lebih banyak manfaat nya kah? Atau malah lebih banyak mudharatnya?”
Memang benar, semuanya mungkin tergantung kepada siapa yang menggunakan “jasa” teknologi tersebut. Tapi secara laten, teknologi memberikan banyak peluang kepada penggunanya untuk menyelewengkan pemanfaatannya.

Tidak sedikit dari kita menggunakan teknologi untuk menghancurkan seseorang atw bahkan orang banyak (review kasus video porno artis). Dan mungkin masih banyak juga yang memanfatkan teknologi untuk membantu umat manusia (e.g. : alat pendeteksi dini tsunami).
Saya yakin (bahkan haqqul yakin), kalo kalian semua yang “was tagged this note” adalah penikmat teknologi, terlepas dari yang banyak manfaatnya atw mudharatnya.
Jadi, bagaimana pandangan anda tentang teknologi (banyak bermanfaat atw mudharat)???

BUNGLON Ga’ pLiN Plan

Posted: by smarters06 in Label:
0

(Mujahidin, J.)
Tipis memang sekat antara dinamis dan plin-plan. Atau bahkan bisa dikatakan serupa tapi tak sama. Tapi tahu ga sih, kalo kita koreksi kedua istilah ini dengan melihat satu saja perbedaanya, maka kita ga bakal mengatakan “orang plin-plan bagai Bunglon”.
Tahu kenapa?
Orang plin-plan selalu mengubah dirinya (tanpa disadari) menyatu dengan lingkungannya (mungkin ga pas juga dibilang menyatu). Dia bias dikatakan ga’ punya pendirian dan yang jelas ga punya rasa percaya diri. Tentunya berbeda dengan orang dinamis; dia memang dengan sengaja mengubah dirinya atau dengan istilah lain berusaha beradaptasi dengan setiap lingkungan barunya dan mencoba menjadi bagian dari lingkungan tanpa menghilangkan jati dirinya sebagai “AKU”. Dalam sebuah buku yang lupa lagi judulnya____”Jadilah setetes air dalam sungai”.
Orang dinamis akan bisa hidup dimanapun dengan adaptasinya, berbeda dengan org plin-plan; perubahan2 yang dilakukannya justru hanya akan membuat hidupnya tersiksa.
seorang dinamis Kalo dalam lagu mungkin seperti ini :
(Owl City - The Technicolor Phase)
“I am the red in the rose, the flowers
on the blankets on your bedroom floor.
And I am the gray in the ghost that hides
with your clothes behind your closet door.
I am the green in the grass that bends back
from underneath your feet.
And I am the blue in your back alley view
where the horizon and the rooftops meet”

Seseorang pernah bertanya “Apakah Bunglon pernah merubah warnanya menjadi pink?”
Dan yang lain bertanya “kenapa Bunglon tidak merubah warnanya jadi pink saja? terlihat lebih cantik”
Tak bermakna, sebenarnya.
“Apakah tujuan bunglon merubah warna kulitnya?”
Itu baru pertanyaan tepat.

Jadi...
“SATU-SATUNYA PERBEDAAN DINAMIS DAN pLiN-pLAn ADALAH TUJUANNYA”
Apakah Anda masih mau mengatakan kalo Bunglon itu plin-plan? Atau Orang plin-plan bagai bunglon??