Uji Baru untuk Mendeteksi Residu Antibiotik dalam Susu

Posted: Selasa, 07 Oktober 2008 by smarters06 in Label:
1

Munculnya permintaan untuk mengembangkan pengendalian proses dalam industri dairy,
menyebabkan Chr. Hansen memperluas jangkauan alat uji antibiotiknya untuk mencegah
efek negatif residu tetrasiklin.

TetraStar memberi hasil yang jelas dalam waktu terbaik enam menit. Seperti BetaStar,
uji ini hanya membutuhkan pelatihan yang minimal dan alat-alatnya secara konsisten
memberikan hasil yang akurat. TetraStar bisa digunakan untuk menguji apakah susu
sesuai dengan peraturan batas residu maksimum dan apakah tetrasiklin yang terkandung
di dalam susu tidak bercampur dengan kultur produk. Uji untuk tetrasiklin dan uji untuk
beta-lakta Grup antibiotik tetrasiklin susu digunakan untuk pengobatan bovine mastitis,
termasuk tetrasiklin, klortetrasiklin, dan oksitetrasiklin. TetraStar melengkapi fungsi uji
BetaStar untuk grup beta-laktan antibiotik dairy, termasuk amoksilin, ampisilin, sepapirin,
kloksasilin, dan penisilin. Selama ini antibiotik digunakan untuk pengobatan terhadap
infeksi seperti mastitis pada sapi. Setelah beberapa tahun, terjadi peningkatan permintaan
terhadap produktivitas sapi yang lebih tinggi dan seringnya terjadi infeksi menyebabkan
terjadinya peningkatan penggunaan antibiotik.

Dalam keadaan normal, sapi yang mengalami perlakuan harus diisolasi selama waktu
tertentu sebelum diperah. Waktu karantina biasanya 4-5 hari, namun tergantung pada tipe
antibiotik dan dosis yang digunakan. Jika masa karantina ini tidak dilaksanakan, peternak
akan menanggung risiko yang tinggi jika residu antibiotik masuk ke dalam susu.
Adanya residu antibiotik mengakibatkan efek yang berat dan serius.

“Residu antibiotik juga merupakan masalah utama dalam industri dairy karena dapat
menghambat kultur awal dalam pembuatan yoghurt dan keju,” kata Ole Madsen,
Marketing Manager Dairy Enzymes and Tests, Chr. Hansen. “Hal ini akan menimbulkan
kerugian yang besar. Lebih penting lagi dan benar-benar berat adalah dampaknya
terhadap kesehatan manusia. Residu tersebut bisa mengakibatkan bakteri resisten
terhadap antibiotik, alergi, dan hipersensitivitas pada manusia,”lanjut Madsen.

Serikat kerja Eropa menetapkan tingkat residu maksimum, sebesar 100 part per billion (ppb)
tetrasiklin dalam susu. Peternak sapi Eropa meningkatkan uji terhadap tetrasiklin,
khususnya di Spanyol, di mana tetrasiklin sering digunakan, dan peningkatannya ± 10% tiap tahun.
(Sumber: Chr. Hansen)

1 komentar:

  1. Praznella says:

    aku lagi cari beta star,