Oxygen Absorber/penyerap oksigen adalah AP yang
 dikemas dalam bentuk sachet kecil. Berfungsi 
untuk mempertahankan kualitas produk pangan dalam
 kemasan agar tetap segar seperti saat baru diproduksi, 
karena terhindar dari kerusakan yang diakibatkan 
oleh oksigen. Umumnya di aplikasikan pada produk
 pangan yang mengandung lemak/minyak dan agak lembab. 
Mengapa makanan perlu dihindarkan dari oksigen? 
Makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk hidup dan
 berkembang biak. Demikian juga mikroorganisme, 
bakteri, jamur, dan serangga (kutu). Dan alasan 
lainnya oksigen dapat sebagai pemicu terjadinya 
reaksi kimia oksidasi. 
Oksigen dalam kemasan adalah musuh utama terhadap 
produk yang mengandung lemak/minyak karena oksigen
 akan beroksidasi dengan lemak/minyak sehingga
 produk pangan menjadi rusak dengan ciri kerusakan
 sebagai berikut: basi, tengik, berubah warna, 
dan bau menjadi tidak sedap. Dengan mencegah 
kontak oksigen dengan produk pangan, kerusakan
 tersebut dapat dicegah. 
Dengan mengusahakan kemasan yang bebas oksigen,
 produk pangan dapat mencapai kondisi sebagai berikut: 
Mempertahankan rasa dan kesegaran
Memperpanjang masa kadaluarsa produk
Mengurangi penggunaan zat pengawet atau aditif 
sehingga lebih sehat dan aman bagi kesehatan. 
Mengurangi kadar garam dan gula sehingga produk 
menjadi lebih lezat. 
Melindungi produk dari jamur, bakteri aerobik,
 serangga dan mikroorganisme. 
Mencegah terjadinya oksidasi dari lemak dan minyak
 sehingga tidak mengalami perubahan rasa 
(menjadi tengik), warna, tekstur, aroma dan 
kandungan gizi pada produk pangan. 
Mencegah pembusukan dan timbulnya racun. 
Oxygen Absorber tidak dapat menangani bakteri anaerobes, 
yaitu tipe bakteri yang tidak membutuhkan oksigen 
untuk hidup dan berkembang biak. Untuk itu, 
kebersihan dari sarana produksi dan bahan baku mutlak
 perlu diperhatikan. 
Keuntungan menggunakan oxygen absorber bagi produsen
 pangan adalah dapat
1) mengurangi tingkat retur/kerusakan produk sehingga
 meningkatkan laba, 2) memberi peluang untuk ekspansi
 area penjualan karena masa kadaluarsa yang lebih lama, 
3) mempermudah dalam perencanaan produksi dan kontrol
 inventory, 
4) menghasilkan produk dengan kualitas unggulan yang 
aman bagi kesehatan, 5) meningkatkan kredibilitas 
dari nama produk dan nama produsen, dan 
6) mengurangi biaya penggunaan pengawet dan aditif 
serta gula/garam. 
Oxygen absorber dapat diaplikasikan pada industri 
pangan seperti roti dan kue, pastry, cake seperti 
kue bulan, lapis legit, kacang dan snack, permen, 
kopi dan teh, daging olahan (ham, sosis, daging asap,
 dendeng, fried chicken, nugget, seafood, keju dan
 produk susu lainnya), sayuran dan buahbuahan kering,
 bumbu-bumbu dan rempah-rempah, tepung-tepung dan 
penyedap, mi segar dan pasta, farmasi dan vitamin,
 herbal tradisional, jamu, ginseng, dan lain-lain. 
Keberhasilan penggunaan active packaging perlu 
memperhatikan beberapa faktor, antara lain: 
1. Untuk menentukan produk AP yang tepat
guna, perlu dicari tahu terlebih dahulu, masalah 
kerusakan apa yang dihadapi oleh produk masing-masing.
 Sebagai contoh, kue kering yang dioven umumnya akan
 mengalami masalah menjadi melempem/ tidak garing.
 Keripik yang digoreng akan mengalami bau tengik, 
kacang akan mengalami bau tengik, kue lapis legit 
akan tengik dan jamuran, teh hijau akan berubah warna.
 Beras akan dikutui, dan masih banyak kasus lain 
yang dapat diselesaikan jika berhasil menghindarkan
 produk pangan dari uap air maupun oksigen. 
Setelah mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi 
masing masing produk, maka akan lebih mudah untuk
 menentukan solusi yang tepat. Untuk melempem tentunya
 perlu menggunakan desiccant/ penyerap kelembapan,
 untuk tengik, berubah warna, jamuran, kita dapat
 menggunakan oksigen absorber. 
2. Sesuai dengan fungsinya, 
AP adalah bagian dari packaging, artinya produk tersebut
 harus dikemas secara memadai. Sebagai contoh untuk 
menggunakan desiccant, kemasan yang digunakan harus
 memiliki fungsi ‘moisture barrier’, untuk menggunakan 
oxygen absorber, kemasan yang digunakan harus memiliki 
fungsi ‘oxygen barrier’. Hal ini agar udara dari luar
 kemasan tidak masuk secara terus menerus sehingga gagal
 mencapai kondisi ‘moisture free’ maupun ‘oxygen free’.
3. Pilihlah produk AP yang berkualitas tinggi karena 
tidak jarang produk AP yang ada sudah tidak ‘active’
 alias expired, sehingga gagal melindungi produk pangan 
yang bernilai. 
4. Pilihlah suplier AP yang memiliki ‘know how’ 
dan memahami cara kerja AP secara mendalam. Tidak 
jarang penjual bahan AP tidak memahami cara kerja, 
sehingga memberikan rekomendasi yang kurang tepat. 
Beberapa keuntungan nyata disamping kualitas produk
 yang lebih baik dan expired time yang lebih lama, 
yang telah dirasakan oleh pengusaha makanan yang telah 
menggunakan AP yakni: Nama / brand dari produk akan 
’naik kelas’ menjadi lebih baik dan lebih dipercaya 
dan di asosiasikan sebagai produk dengan kualitas 
yang lebih baik dan lebih sehat. Terhindar dari lembur
 berlebihan karena mengejar target produksi untuk 
season tertentu seperti Natal, Lebaran, Tahun Baru,
 Imlek, dan lain-lain. Sehingga biaya produksi lebih
 rendah dan hasil produksi lebih baik. Efisiensi 
proses dan alur produksi, jika sebelumnya terpaksa 
memiliki beberapa fasilitas produksi di masing masing
 kota utama, kini cukup dengan satu fasilitas produksi
 sudah bisa mengcover wilayah yang lebih luas sehingga
 mempermudah kontrol dan tentunya efisiensi sangat
 besar atas biaya. Ekspansi pasar, jika yang sebelumnya
 hanya mencakup satu kota/wilayah tertentu, dengan AP 
dapat melebarkan sayap usaha ke banyak kota bahkan 
hingga diekspor ke manca negara karena ‘waktu expired’
 sudah bukan masalah. Omzet yang meningkat tentunya
 juga pada akhirnya meningkatkan Laba usaha .
8 komentar:
- 
Ya,apa efeknya ,saya Pun nggak sengaja termakan,saya kira topping
 

Makasih infonya😊