Pengembangan Pangan Fungsional

Posted: Kamis, 01 Januari 2009 by smarters06 in Label:
1

Oleh Ali Khomsan Sebenarnya setiap pangan yang dikonsumsi seseorang pasti memberikan manfaat fungsional baik karena kandungan gizinya, manfaatnya untuk kesehatan, atau kemampuannya untuk mencegah penyakit. Dalam perkembangan selanjutnya, pangan fungsional memiliki definisi yang lebih spesifik yakni pangan yang memiliki kemampuan untuk menjaga kesehatan dan performa fisik seseorang karena adanya senyawa-senyawa pangan di luar kandungan gizinya. Jadi pangan fungsional dikonotasikan harus memiliki daya pencegahan atau menjaga dan meningkatkan kebugaran.

Saat ini tren perkembangan pangan fungsional sangat menjanjikan ditinjau dari sisi bisnis. Hal ini tidak terlepas dari semakin sadarnya individu tentang upaya meraih hidup sehat. Sebelum datang penyakit, lebih baik mencegah daripada mengobatinya. Biaya berobat ke rumah sakit yang semakin mahal, membuat konsumen semua berpikir bahwa menjaga asupan makanan merupakan kiat jitu untuk menangkal penyakit.

Produk-produk pangan alami dengan berbagai klaim untuk mendukung kesehatan kini dengan mudah dijumpai di pasaran. Pangan fungsional seringkali dirancukan dengan istilah-istilah lain seperti suplemen atau produk herbal. Memang semua produk-produk tersebut dimaksudkan untuk menunjang kesehatan yang prima. Hanya saja pengertian suplemen dan pangan sesungguhnya harus dibedakan.

Kaya serat?

Pangan fungsional adalah benar-benar berwujud pangan yang dapat dikonsumsi setiap saat oleh yang memerlukannya, jadi bukan berbentuk kapsul atau tablet. Kalau diperhatikan berdasarkan fungsinya, maka pangan fungsional dapat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit, memulihkan kondisi tubuh, dan menghambat proses penuaan.

Sebagai contoh, produk-produk pangan kini banyak yang mengklaim kaya serat atau diperkaya dengan serat untuk menjaga kesehatan jantung. Pangan berbahan baku sereal, agar-agar, dan sayuran-buah secara alami memang mengandung serat tinggi. Pernah serat pangan ini dianggap sebagai ”the forgotten nutrient” karena fungsinya ketika itu belum jelas. Serat pangan terdiri dari dua komponen utama yaitu serat larut dan tak larut. Serat larut tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia tetapi larut dalam air, sedangkan serat tak larut tidak dapat dicerna dan juga tidak dapat larut dalam air. Meski tidak dapat dicerna, namun serat mempunyai fungsi metabolisme zat gizi yang penting di dalam tubuh.

Sebagai salah satu komponen bahan pangan, serat ternyata mempunyai peranan penting dalam kesehatan. Hal ini telah dibuktikan dari berbagai penelitian epidemiologis maupun klinis.

Dewasa ini pola makan modern sering dihubungkan dengan tingginya kolesterol yang berasal dari pangan hewani. Kolesterol adalah pemicu munculnya penyakit degeneratif seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Salah satu upaya untuk menekan tingginya kolesterol darah adalah dengan meningkatkan konsumsi serat larut. Di dalam saluran pencernaan serat larut ini akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian semakin tinggi konsumsi serat larut akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.

Pangan kaya omega 3 Pangan fungsional lain adalah yang diklaim sebagai sumber omega-3 atau sumber polifenol.

Kalau konsumen membeli produk pangan yang pada kemasannya disebutkan mengandung linolenat, EPA atau DHA, maka sebenarnya hal itu merujuk pada omega-3. Omega-3 ini ada yang memiliki atom karbon 20 (disebut EPA atau eicosapentaenoic acid) dan ada pula yang atom karbonnya 22 (disebut DHA atau docosahexaenoic acid).

Istilah omega berasal dari bahasa Latin yang berarti ujung netral atau terakhir. Dalam struktur kimia organik, apabila letak atau posisi ikatan rangkap berada pada atom karbon ketiga terhitung dari gugus metil, maka asam lemak tersebut dinamakan omega-3.

Omega-3 sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Manfaat omega-3 bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai bahan penyusun lemak struktural yang membangun 60% bagian otak manusia. Asam lemak ini merupakan zat gizi penting bagi bayi terutama untuk perkembangan fungsi saraf dan penglihatan.

Bagi orang dewasa omega-3 berguna untuk mencegah penyakit-penyakit pembuluh darah. Di supermarket kini dapat dijumpai telur dengan kandungan omega-3 tinggi. Untuk menghasilkan telur kaya omega-3 ini, ayam diberi pakan biji-bijian, minyak nabati, dan suplemen vitamin E. Sementara itu, pakan yang bersumber dari bahan hewani dihilangkan. Ini merupakan upaya terobosan untuk mengantisipasi salah satu sisi negatif telur yaitu sebagai pangan sumber kolesterol yang kadang-kadang ditakuti oleh sebagian masyarakat. Dengan mengkonsumsi telur kaya omega-3, efek buruk kelebihan kolesterol dapat dihindari. Kandungan omega-3 dalam telur yang sudah direkayasa ini bisa mencapai 15 kali lipat dibandingkan telur biasa.

Teh, simbol minuman kesehatan

Pangan mengandung polifenol seperti teh kini semakin banyak dijumpai dengan beragam kemasan. Baik teh hitam maupun teh hijau sama-sama diklaim bermanfaat untuk menangkal penyakit degeneratif. Teh berasal dari bahasa Cina tay. Bangsa Cina mengenal teh sejak 2700 SM, kemudian orang Jepang mulai mengembangkan penanaman teh sejak 800 M serta menjadikannya sebagai bagian tradisi sosial dan agama.

Teh hijau identik dengan simbol minuman kesehatan. Teh hijau adalah teh yang berasal dari pucuk daun teh yang sebelumnya mengalami pemanasan dengan uap air untuk menonaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam daun teh, kemudian digulung dan dikeringkan. Minuman teh hijau berwarna kuning hijau dan terasa lebih sepat dibandingkan teh hitam.

Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi. Sebagian besar (98%) teh yang beredar di pasaran adalah teh hitam.

Daun teh mengandung tiga komponen penting yang mempengaruhi mutu minuman yaitu kafein yang memberikan efek stimulan, tannin yang memberi kekuatan rasa (ketir), dan polifenol. Polifenol yang terkandung dalam teh mempunyai banyak khasiat kesehatan.

Polifenol adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E. Polifenol bermanfaat untuk mencegah radikal bebas yang merusak DNA dan menghentikan perkembangbiakan sel-sel liar (kanker). Untuk mengambil khasiat antioksidan dari teh, dianjurkan agar konsumen menyeduh teh dalam air hangat selama tiga menit.

Pengembangan pangan fungsional dengan segala macam klaim yang menyertainya harus tetap didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang telah dilakukan. Testimonial perorangan, untuk meyakinkan konsumen tentang manfaat pangan atau suplemen tertentu, kurang dapat dipertanggungjawabkan dari sisi ilmiah. Dalam hal ini Badan POM tentunya telah mempunyai rambu-rambu yang jelas mengenai pedoman klaim kesehatan dari pangan fungsional yang beredar.

Mengingat bahwa secara alami pangan tertentu mungkin telah mengandung senyawa fungsional, maka penambahan atau fortifikasinya perlu diinformasikan kepada konsumen yakni telah meningkat seberapa banyak dibandingkan kadar dalam pangan asli. Demikian pula stabilitas bahan tambahan perlu diketahui setelah mengalami paparan panas, cahaya, dan lain-lain selama proses penyimpanan berlangsung.

Pasar pangan fungsional di Indonesia kita tampaknya akan semakin prospektif seiring dengan membaiknya

tingkat pendidikan penduduk. Kesadaran masyarakat tentang makna penting hidup berkualitas akan mendorong semakin meningkatnya tuntutan akan makanan yang sehat dan menyehatkan.

1 komentar:

  1. Unknown says:

    Artikelnya membantu banget pas ada tugas kak. Makasi banyak!