Insight on Food Biotechnology

Posted: Kamis, 01 Januari 2009 by smarters06 in Label:
0

Bioteknologi telah digunakan dalam proses pangan sejak ribuan tahun yang lalu. Roti, kecap, keju, yoghurt, dan vinegar merupakan contoh produk yang dikembangkan melalui bioteknologi dan cukup populer hingga saat ini. Penggunaan bioteknologi hingga saat ini terus dikembangkan, terutama untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik.




Menurut data tahun 2007 yang dikumpulkan oleh International Service for the Acquisition of Agri-Bioteknologi Applications (ISAAA), Amerika Serikat saat ini merupakan pemimpin dalam penanaman secara global tanaman yang diproduksi melalui bioteknologi. AS menanam 57,7 juta hektar varietas bioteknologi mulai dari kacang kedelai, jagung, kapas, kanola, labu, pepaya, dan alfalfa di tahun 2007. Selain itu, jumlah negara yang menanam tanaman yang diproduksi melalui bioteknologi meningkat menjadi 23 negara pada 2007 (ISAAA Briefs 37-2007). Bioteknologi digunakan untuk menghasilan produk pangan dengan berbagai macam tujuan, misalnya supaya lebih segar, rasa lebih enak, atau lebih awet. Berikut ini adalah sedikit contoh pangan yang dimodifikasi melalui proses bioteknologi.

Tomat dengan sifat pematangan yang tertunda mempunyai rasa yang lebih baik, segar lebih lama, dan terjaga kualitasnya selama distribusi. Kedelai, kanola, jagung, kapas, dan tanaman kentang yang terlindungi dari serangga, atau toleran herbisida atau keduanya

Squash (semacam labu) yang sudah dibuat lebih tahan terhadap virus yang sering menyerang sayuran yang merambat.

Bioteknologi bukan hanya sekedar Genetically Modified Organisms (GMO). Sebenarnya, saat ini banyak sekali produk bioteknologi yang populer di masyarakat, misalnya. Kecap, roti, tempe, yoghurt, keju, terasi, petis, tape, dan vetsin (MSG) adalah sedikit contoh produk bioteknologi yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Bahkan, sebagian produk-produk tersebut telah ada sejak jaman dahulu, di wariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita.

Masa depan bioteknologi pangan

Penelitian di bidang bioteknologi pangan saat ini sedang berusaha menemukan cara yang lebih cepat untuk mengetahui kontaminasi mikroba ke dalam pangan. Hal ini dapat menurunkan risiko foodborne disease. Para Ilmuwan juga sudah mulai meneliti keberadaan protein penyebab alergi dalam pangan, sehingga masyarakat yang alergi terhadap pangan tertentu, satu hari dapat mengkonsumsi pangan tersebut secara aman.

Penerapan bioteknologi juga dapat memberikan lebih banyak ketersediaan produk sehat bagi manusia, misalnya dalam menghasilkan pangan kaya antioksidan dan vitamin serta rendah lemak.

Produk-produk yang telah memasyarakat sejak awal, seperti yoghurt dan tempe, telah dikenal manfaatnya bagi kesehatan. Kedepannya bioteknologi pangan akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Sebelum diperkenalkan di pasaran, produk-produk bioteknologi telah melalui proses uji yang cukup panjang. Isu-isu negatif tentang bioteknologi perlu disikapi secara cermat. Karena tidak semua isu tersebut dapat dibuktikan secara ilmiah.

0 komentar: