APLIKASI TEKNIK PENGENDALIAN MUTU STATISTIK GULA KELAPA KRISTAL DI SENTRA HOME INDUSTRI GULA KELAPA KABUPATEN PURBALINGGA

Posted: Selasa, 06 Juli 2010 by smarters06 in Label:
0

Oleh:
Ali Maksum
(Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jenderal Soedriman Purwokerto)

ABSTRAK

Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu pusat penghasil gula kelapa yang sangat potensial di Indonesia. Diperkirakan terdapat kurang lebih 16.197 unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai 24.296 ton per tahun dengan omset sekitar Rp. 48.591.000.000,- per tahun (Disperindagkop, Kabupaten Purbalingga, 2007). Berdasarkan survey, sentra home industri gula semut di Kabupaten Purbalingga berada di Kecamatan Mrebet dan Bobot Sari dengan jumlah pengrajin sekitar 100 orang yang tersebar di Desa Sangkanayu, Talagening, Bojong dan Metenggeng dengan kapasitas produksi total sekitar 5-10 ton per bulan. Namun demikian, produk gula kelapa kristal dari Purbalingga sering ditolak (reject) pasar karena mutunya kurang/tidak memenuhi standar, SNI (Mustaufik,dkk, 2008). Salah satu permasalahan yang terjadi di tingkat pengrajin gula kelapa kristal adalah masih tingginya keragaman dan tingkat penyimpangan mutu gula kelapa kristal, sehingga mutu produk kurang atau tidak sesuai dengan standar mutu nasional gula kelapa kristal (SNI-SII.0268-85).
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan metode purposive random sampling yaitu menentukan empat desa di Kabupaten Purbalingga yang menjadi pusat pengrajin gula kelapa kristal, kemudian dipilih sebanyak 40 pengrajin gula kelapa kristal sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dua kali, sehingga diperoleh 80 sampel. Variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar gula total, kadar gula sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan bahan tidak larut. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan histogram, bagan kendali, diagram pareto, diagram sebab akibat dan Brainstorming. Hasil analisis histogram menunjukkan bahwa sebagian besar gula kelapa kristal di Kabupaten Purbalingga memiliki kadar air, kadar bahan tidak larut, kadar sukrosa, kadar gula total, dan kadar gula reduksi yang berada di dalam batas spesifikasi, sedangkan kadar abu sebagian besar berada di luar batas spesifikasi mutu SNI. Hasil analisis bagan kendali X dan R menunjukkan bahwa keragaman kadar abu dan bahan tidak larut air gula semut di Kabupaten Purbalingga berada di luar pengendalian statistik. Hasil analisis diagram pareto menunjukkan bahwa variabel mutu gula semut yang paling banyak menyimpang berturut-turut adalah kadar abu, kadar air dan kadar bahan tak larut air . Diagram sebab akibat memperlihatkan sebab-sebab keragaman mutu yaitu bahan baku, proses pengolahan, pekerja dan peralatan. Brainstorming menunjukan penyebab keragaman bersumber dari bahan baku, pengolahan dan peralatan yang digunakan.

Kata Kunci : Penyimpangan mutu, gula kelapa Kristal


versi lengkapnya silahkan request ke jmujahidin.sajs@gmail.com

0 komentar: